Minggu, 19 Mei 2013

Cerita Kita



Banyak orang bilang persahabatan itu lebih dari pasangan kekasih, kisah dan jalan hidupnya jauh lebih berharga . Tak sedikit yang rela melakukan apa saja asalkan sahabatnya senang. Begitu indah cerita persahabatan anak manusia , namun namanya juga hidup tak lepas dari suka duka. Pasti ada saatnya masalah dan ujian datang bersamaan dengan akhir yang belum kita ketahui nantinya, tak lepas dari persahabatanku dengan Kezia.
Dua gadis ini bersahabat sejak kelas 8 , kini mereka duduk di kelas 9 di sebuah SMP daerah Semarang. Kita memang tak sekelas tapi jangan salah kedekatanku dengan Kezia melebihi kedekatanku dengan sahabat yang lain, yang notabennya duduk dikelas yang sama denganku. Mereka adalah Rindu dan Risa.
Aku, Rindu,Risa dan Kezia sering menghabiskan waktu disekolah bersama. Saling berbagi cerita bersama , tongkrong dan makan di kantin atau hanya sekedar jalan jalan mengelilingi sekolah. Kemanapun kita pergi selama itu di area sekolah kita pasti selalu berempat. Tapi kedekatan kita juga di luar sekolah lhoo, hanya saja dalam kasus ini aku  dan Kezia memang lebih dekat. Namanya anak muda musimnya coba coba, pengen seneng seneng. Belum puas di sekolah aku dan Kezia kerap kali main di luar jam sekolah, entah itu ke warnet ya sekitar tahun 2009an kan lagi ngetrend ,ataupun hanya main ke rumah Kezia saja.  Itu semua kita jalani hampir setiap hari, otomatis nih kita juga akrab sama orangtua masing masing. Ibaratnya udah keluarga sendiri deh. Terlebih orangtuanya Kezia bener-bener  ngrespon baik kedatanganku. Kezia bilang sendiri sih kalo aku temen yang paling baik yang pernah ibunya kenal. *pd*.
 Aku sering di ajak pergi  sama keluarganya, contoh  ke Borobudur,  ke sebuah tambak, Lawang Sewu, belanja di mall terkenal di Semarang, syukuran anggota keluarga yang ultah atau hanya sekedar hang out dan masih banyak lagi. Ya itu semua gak lepas dari peranan ibunya Kezia yang baiknya bukan main. Contohnya ini waktu aku dia ajak beli buku di daerah semarang
Ibu : Rena, ibu boleh minta no hp km? (berbisik)
Aku : Oh boleh kok bu
Ibu : Tp jangan sampai Kezia tahu ya, km simpen nomer ibu saja, nanti kamu telfon ke ibu
Aku : Iya buk.

.................
“Ada apa ya kok tiba-tiba ibu minta nomerku, eh tapi masalahnya bukan itu. Kenapa harus mumpet-mumpet mintanya , kok si Kezia nggak boleh tahu juga.  Hmmm.....  ada yang gak beres” (batinku dalam perjalanan pulang).
Oh , mungkin ada hal penting biar gampang aja kalo mau tanya mungkin gak perlu lewat Kezia. Posthing aja deh J

One day, SMP Harapan Bangsa
(Bel istirahat berbunyi)

Kezia lagi seneng banget dia antusias cerita soal cowok barunya. Huh, gak kaget lagi sih denger Kezia punya cowok baru orang dia aja hobi gonta ganti pacar. Sampai kita-kita ini bingung siapa pacarnya yang beneran. Berhubung Kezia lebih dekat ke aku, curhatan Kezia udah jadi makanan sehari hariku. Tak satupun satu cerita terlewatkan dari, yah... segala sesuatu dicurahkan Kezia.  Termasuk yang satu ini, cowok barunya itu bernama Teo.
Awalnya aku enjoy-enjoy aja sama Teo, berteman sewajarnya lah. Namun perlahan sikap Teo agak janggal entah itu sikap apa yang pasti tak enak dirasakan, begitu juga denganku dalam hati kecil aku  tak ingin sahabatku yang satu ini berpacaran dengan Teo ,karena  ternyata Teo bukanlah cowok yang baik. But, “Love is Blind” Kezia terlanjur cinta banget sama Teo. Berhubung akunya gak berani ngomong sama Kezia tentang ketidak setujuanku karena takut melukai perasaanya jadi setiap kali Kezia minta di temenin pergi, curhat tentang Teo aku tetap melayaninya dengan baik, walaupun belakangan Kezia seperti menjaga jarak dariku.
“Sayang banget kamu dapet cowok kayak gitu, terkadang tak menggubris omonganku” (ku tatap Kezia yang tertidur pulas di sebelahku)
Sekarang aku tahu kenapa waktu itu ibunya Kezia meminta nomer hapeku, kita sependapat tidak setuju Kezia berpacaran dengan Teo.  Hampir setiap harinya beliau berkirim pesan denganku untuk berkeluh kesah tentang kelakuan Kezia, juga tentang harapan harapan beliau sebagai orangtua untuk masa depan anaknya. Kita juga sering bertemu diam diam untuk membicarakan masa depannya Kezia, beliau ingin aku menjadi penjembatan antara Kezia dan ibunya, antara Kezia dan masa depannya yang tentunya harus bisa lepas dari Teo. Karena usut di usut ternyata Teo main tangan terhadap Kezia, dia juga kerap meminjam uang ke Kezia, minjem kalau dikembaliin sih gak masalah tapi ini namanya minta deh.
Aku dan ibunya Kezia berfikir terus mencari siasat agar mereka berpisah. Bahkan aku harus rela ngikut Kezia main sama Teo kemanapun, demi memastikan Kezia dalam keadaan baik-baik saja. Aku ibaratnya seorang bodyguard yang harus kerja keras menjaga Kezia. Hujan  hujananpun aku  lakukan ikhlas, berpura pura bersikap baik terhadap Teo agar ia tak curiga. Aku tak terbebani sedikitpun atas hal ini, aku memang sayang terhadap Kezia sahabatku, tentunya aku ingin dia tetap dalam koridor yang baik anak remaja.
Hingga pada suatu malam, mendadak aku kedatangan seorang tamu,
“Assalamualaikum...”
“Waallaikumsalam tunggu sebentar..”
kaget setengah mati ketika aku tahu tamu itu ibunya Kezia padahal saat itu hujan lagi deres deresnya. Setelah beberapa saat beliau bercerita dengan ibuku untuk memintakan izin agar aku bisa pergi dengan beliau, aku pergi membonceng sepeda motor yang di kendarai beliau.
 “Ren, maaf ibu ngerepoti kamu terus tapi kan ini demi Kezia, kamu juga senengkan kalau sahabatmu itu jadi anak yang berbakti sama orangtua juga punya masa depan yang cerah, kamu satu satunya orang yang tahu masalah Kezia, dia gak terbuka dengan ibu ataupun bapaknya” (dalam perjalanan)
“Loh bu kok kita ke warnet, ada apa”
“kamu yang muda kan, ibu gak mudeng apa apa , tolong buka facebookmu. Lihat foto-foto Kezia dengan cowok brengsek itu disimpen ya ren... mau ibu print jadi barang bukti”
Yah memang semenjak berpacaran dengan Teo, Kezia semakin ada ada saja kelakuannya , ia pun menjauh dari ku, sering uring uringan gak  jelas, gampang badmood dan otomatis yang kena emosi Kezia adalah kedua orangtuanya. Kini semua ada di pundakku, aku harus berusaha memisahkan sahabatku demi orangtuanya bahagia. Aku mengikuti segala saran dan perintah yang di beri ibunya tapi tak jarang aku pasang strategi sendiri tanpa sepengetahuan ibunya.
Semua taktik itu kita jalankan dan akulah eksekutornya. Hampir tiap waktu aku melaporkan kegiatan Kezia. Tak jarang aku mendapat perlakuan negatif dari Teo , di cacimaki bahkan di tinggalkan di pinggir jalan tapi tak apa asalkan Keziatak terluka.
“sobat, lihatlah tangis ibumu dalam sujudnya betapa beruntung kau memiliki ibu yang mati matian untukmu, aku kecewa kenapa kau buta dan tuli karena Teo , kamu cuman dateng saat susah, kamu menghiraukan ibumu, sekarang kamu tega membuat aku menyembunyikan rahasia di belakangmu”
 

   Petir yang menyambar mendadak membuyarkanku dari lamunan, dan tanpa kusadari air mataku menetes. Betapa dalam kerinduanku terhadapmu sahabat betapa aku merindukan kasih sayang dari orangtuamu. Sungguh miris bila ku ingat kebersamaan kita berdua saat sukaduka. Kemana kalian sekarang ini, tak ada hembusan kabar. Oh, tentu aku tahu kalian telah bahagia bertiga dalam satu rumah, tak ada lagi misi rahasia yang aku jalankan diantara kalian karena Kezia telah kembali ke ibunya menjadi anak yang diharapkan dengan prestasinya di karate. Dan yang pasti tanpa cowok brengsek..
Aaaaaaaah lega rasanya berhasil terbebas dari misi yang dulu. Aku bahagia tapi aku lebih kecewa.
Adakah kau ingat suka duka kita sobat? Hujan dan panas menjadi saksi cerita persahabatan kita. Semua orang tahu kedekatan kita dan mereka pun melihat kita bersama. Pemandangan yang indah di kala itu, tapi saat ini itu hanya kenangan. Hampir 2 tahun kau tak menghampiriku lagi.      Apa salahku Sahabat?
Adakah kesalahanku yang membuatmu melupakanku?
 “Ooh mungkin kau marah gara-gara aku memisahkan kamu sama Teo”
“Ibu berterimakasih sama Rena, kamu adalah sahabat terbaik Kezia, ibu bangga sama kamu beruntung Kezia kenal dengan kamu. Sekarang Kezia terbebas dari dunia hitamnya”
Mungkin kata-kata itu perpisahanku dengan Kezia.
***

Sahabat sejati adalah pelangi yang kedatangannya selalu di nanti setelah hujan dan memberi harapan baru yang cerah. Pelita yang mampu memberi cahaya ketika sang surya enggan muncul. Hei, aku bahagia pernah ada dalam hidupmu...menyenangkan dan pasti kenangan indah tak akan sirna dari ingatanku yang dangkal ini.


Selasa, 26 Februari 2013

SNMPTN 2013: Daftar Nilai SNMPTN Undangan 2012 - UGM

SNMPTN 2013: Daftar Nilai SNMPTN Undangan 2012 - UGM: Berikut ini daftar nilai yang diterima di Universitas Gadjah Mada / UGM di SNMPTN Undangan 2012 kemarin. Nilai ini bisa digunakan sebagai...

Sabtu, 04 Agustus 2012

Ikatan Dinas

Kementerian Dalam Negeri

[Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Kementerian Keuangan

    • Kampus STAN Jakarta, Jl. Bintaro Utama Sektor V, Bintaro Jaya, Tangerang, Kota Tangerang Selatan.
    • Pusdiklat Bea dan Cukai, Jl. Bojana Tirta III, Rawamangun, Jakarta Timur.
    • Balai Diklat Keuangan Medan, Jl. Diponegoro No.30 A, Medan.
    • Balai Diklat Keuangan Palembang, Jl. Sukabangun II, Sukarami, Palembang.
    • Balai Diklat Keuangan Yogyakarta, Jl. Raya Solo Km.11, Purwomartani, Kalasan, Sleman.
    • Balai Diklat Keuangan Malang, Jl. A. Yani Utara No.200, Malang.
    • Balai Diklat Keuangan Balikpapan, Jl M.T. Haryono Dalam Nomor 39A RT 84, Balikpapan.
    • Balai Diklat Keuangan Makasar, Jl. A. Yani No.1, Makassar.
    • Balai Diklat Keuangan Cimahi, Jl. Gado Bangkong No.111, Cimahi.
    • Balai Diklat Keuangan Manado, Jl. Bethesda No.18, Manado.

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kesehatan

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Nomor 298/Menkes-Kesos/SK/IV/2001 tanggal 16 April 2001, maka diadakan reorganisasi institusi-institusi pendidikan kesehatan di bawah Departemen Kesehatan dan Kesejateraan Sosial (sekarang Kementerian Kesehatan) menjadi Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan, yang selanjutnya berubah menjadi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) atau yang biasa disingkat menjadi Poltekkes.
Sebelum terjadi reorganisasi institusi-institusi pendidikan kesehatan di bawah Departemen Kesehatan dan Kesejateraan Sosial, insitusi-institusi pendidikan kesehatan yang berada di bawah Departemen Kesehatan dan Kesejateraan Sosial dan yang sebelumnya, antara lain:

Kementerian Perhubungan

Kementerian Perindustrian

Kementerian Pertahanan

Kementerian Pertanian

Kementerian Sosial

Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Lembaga Pemerintah Nonkementerian

Badan Intelijen

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Badan Pertanahan Nasional

Badan Pusat Statistik

Badan Tenaga Nuklir Nasional

Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Sandi Negara Republik Indonesia

Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Kepolisian Negara Republik Indonesia